Hidup Bukan Perjudian

Keberhasilan pendidikan Pandawa melalui guru Drona dan lainnya, telah mengantarkan pada kejayaan di saat membangun Indraprasta. Demikian pula kekompakan, satu rasa, setelah ditinggal Pandu dan Madrim. Bahkan Drupadipun diperistri berlima. Keberhasilan mengelola wilayah kecil dan berkembang menjadi kerajaan makmur membuat iri hati Duryudhana. Iri yang kuat melahikran hasud. Duryudana tak rela jika Hastinapura kalah oleh Indraprasta.

Namun, ujian yang demikian berat justru hadir di saat kejayaan muncul. Duryudana melalui Sakuni menantang dadu/judi dengan Yudistira. Itulah hoby Yudistira yang tak pernah hilang, meski sudah mendapatkan ilmu dan kejayaan. Kekalahan oleh Sakuni, Yudistira mempertaurhkan harta, tentara, kerjaan, saudara dan tragisnya istrinya, Drupadi juga dipertarukan. Sampai-sampai tinggal selembar penutup aurat yang tersisa. Tapi tidak untuk Drupadi, ternyata tidak bisa ditelanjangi pakaiannya.

Kekalahan judi ronde pertama, tidak juga menyadarkan Yudistira. Distrarasta telah meminta untuk dikembalikan milik Pandawa. Tantangan kedua, berbeda. Taruhannya adalah siapapun yang kalah harus hidup terasing dan menderita selama 13 tahun. Maka, lagi-lagi Pandawa kalah.

Hidup sengsara dalam pengasingan rupanya benar-benar membentuk kesadaran Pandawa untuk memperbaiki diri. Pendidikan pada penglaman hidup, kehidupan terasing justru semakin memperkuat ilmu yang diperoleh jauh sebelumnya. Kelak, hasil gemblengan kehidupan inilah yang mengantarkan Pandawa memenangkan perang Kuru Setra.....

Masihkah Yudistira bermain judi? Maka Baratayuda bukanlah perjudian ...