TAQLID : why NOT???

“KEMBALI PADA AL QUR’AN DAN SUNNAH. PINTU IJTIHAD TERBUKA LEBAR. SIAPAPUN BISA MELAKUKAN. TINGGALKAN TAQLID BUTA”

Sepintas, ajakan ini nampak indah. Namun di dalamnya banyak jebakan mematikan

Pintu ijtihad memang terbuka lebar. Akan tetapi tidak semua orang dapat memasukinya. Ijtihad hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami Al Qur’an dan Sunnah. Benar-benar memahami, bukan hanya bermodal terjemah Al Qur’an Hadits

Berikut ini contoh dialog antara mujtahid gadungan dengan muqollid

Benarkah anda berijtihad? Mengambil hukum langsung dari al qur’an dan sunnah Nabi?

Kemungkinan jawaban : Ya

+ : Dalam hal apakah dalam urusan agama anda berijtihad?

- : Semua hal

+ : Semua hal? Yakin?

- : Iya. Yakin. Semua yang saya lakukan saya sesuaikan dengan Al Qur’an dan Sunnah

+ : Baiklah. Andai seorang wanita mendatangi anda, bertanya tentang masalah haid yang dialaminya. Wanita tersebut mengalami mengeluarkan darah haid yang berlangsung selama 60 hari berturut-turut. Mana yang masuk dalam kategori haid dan mana yang istihadhoh? Jawablah berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah, jangan bertaqlid pada siapapun. Metode apa yang anda pakai dalam beristinbath?

- : Itu urusan wanita. Sedangkan saya tidak berijtihad dalam hal ini

+ : Seharusnya anda buat pengecualian. Anda dapat berkata, “Aku berijtihad dalam semua masalah agama, kecuali urusan haid”

- : Iya. Itu pengecualiannya

+ : Baiklah, sekarang saya bertanya tentang masalah wudlu’. Termasuk rukun wudlu’ adalah membasuh muka. Tolong jelaskan pada saya batasan muka. Panjangnya dari mana kemana. Lebarnya dari mana hingga kemana. Orang yang berjenggot, bercambang tebal apakah dia wajib membasuhkan air wudlu hingga kulitnya atau cukup pada permukaan jenggotnya. Jelaskan sesuai al-qur’an dan sunnah. Jangan bertaqlid. Bila tidak ditemukan dalam keduanya, anda boleh menggunakan metode yang tetap tidak bertentangan dengan keduanya

- : Saya rasa ini pembahasan yang panjang. Saya butuh menelaah beberapa kitab

+ : Tidak masalah bila anda perlu menelaah beberapa kitab. Tapi sayangnya wudlu ini adalah kasus yang kita temui setiap hari, bahkan setiap akan sholat. Bagaimana mungkin anda yang mujtahid baru sekarang mau menelaah masalah wudlu’? Wudlu anda selama ini hasil ijtihad atau taqlid buta?

Bila seseorang kakinya terluka, kemudian dia harus memakai pembalut. Sedangkan dokter menyarankan dia untuk tidak membasuh kakinya dengan air, karena bisa menyebabkan pembusukan, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana cara dia berwudlu’?

- : Dia dapat mengganti pembasuhan kakinya dengan tayammum. Ayatnya jelas. Seterang matahari di siang bolong

+ : Bila lukanya terdapat pada tangan yang notabene adalah anggota tayammum, bagaimana cara dia bertayammum? Saya ingatkan anda agar tetap mengambil dalil berdasarkan ijtihad anda sendiri. Jangan berdasarkan perkataan syekh siapapun

- : Sesungguhnya agama ini tidak sulit. Namun anda sengaja menjebak saya dalam kesulitan ini

+ : Bukan menjebak. Namun sebenarnya saya mengingatkan anda bahwa anda belum layak memposisikan diri sebagai mujtahid. Fiqih ini luas, saudara! Bila dalam masalah wudlu saja anda sudah tidak mampu menjawab masalahnya, bagaimana bisa anda mengaku mujtahid dalam semua urusan agama. Para mujtahid telah merumuskan semua masalah fiqhiyah mulai A-Z secara lengkap kemudian diikuti oleh orang yang bertaqlid (muqollid). Seorang muqollid tinggal mengikuti pendapat mujtahid yang kitab-kitab mereka sudah tersebar di seluruh penjuru dunia dan diajarkan di mana-mana

Sumber : Abi Awadh Naufal

Andai Aku Seorang Lesbian

Andai aku menjadi seorang lesbian, maka akan banyak alasan yang bisa aku ajukan untuk membantah semua pihak yang menghujatku. Bahwa ketika jatuh cinta kepada lain jenis adalah sebuah kodrat, maka aku juga berargumen, mencintai sesama jenis adalah sebuah kodrat. Cinta adalah soal rasa. Kasih sayang adalah limpahan Kasih Sayang Tuhan dalam diri manusia. Bukan karena saya punya kebencian kepada lelaki, tetapi memang aku mencintai perempuan, dari jenisku. Jatuh cinta adalah kodrat, sebuah hak hakiki, dimana itu benih dalam hati yang tidak mungkin diatur oleh peraturan perundang-undangan manapun. Jadi cintaku kepada sesama jenis sama halnya mereka yang jatuh cinta kepada lawan jenis.



Seorang lesbian adalah kejam, dhalim, karena dia memusnahkan ras manusia dari muka bumi. Mereka mengajukan sebuah imajinasi bahwa andai semua manusia di muka bumi ini adalah pelaku lesbian atau gay yang suka sejenis, maka manusia tidak akan mempunyai keturunan. Kemajuan teknologi telah mampu menjawab : CLONING.. atau paling tidak BAYI TABUNG. Meski yang terakhir itu adalah pilihan sangat sulit bagi kaum sepertiku. Harus melakukan pengorbanan besar, hanya untuk urusan mengandung dari benih orang yang tidak aku cintai. Tapi demi ras manusia, mungkin akan banyak yang rela berkorban.



Pelaku lesbian hanya akan mendatangkan laknat, bencana yang bisa menimpa siapa saja. Baik pelaku lesbi atau mereka yang saleh. Orang-orang seperti dirikulah pemicu dan pengundang Tuhan murka. Apakah ini adil?  Banyak dari mereka juga melakukan maksiat, lalai dari Tuhan. Sedangkan orang seperti saya, hanya karena cinta yang tidak seperti mereka lakukan. Kami masih bisa ingat soal Tuhan, ya ingat. Dan kami masih bisa berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lain. Jadi ketika dunia dihuni banyak manusia durhaka, harusnya tidak hanya kami yang disebut sebagai pemicu murka Tuhan. Demikian pula kami juga berhak untuk menghuni dunia ini seperti pendurhaka lainnya.



Atau mungkin mereka sudah jengkel atau memang bersabar. “Ya sudah...lihatlah azab Tuhan nanti. Pasti akan kamu rasakan jua....akibat perbuatanmu”. Maka aku jawab : “ ya sudah kalau begitu... jangan kau larang-larang aku. Toh aku tidak pernah merusak bahkan mengusik kehidupanmu....dan kamu enjoy-enjoy saja...”



Maka, dari pengandaianku ini menyiratkan bahwa menjadi lesbi adalah pilihan, dan apakah bencana atau kenikmatan yang didapat adalah buah dari pilihan itu sendiri. Maka berbahagialah bagi mereka yang telah membuat pilihan dengan tepat dan benar, baik dalam kehidupan sekarang atau nanti. Itupun jika percaya kepada hari akhir.