Andai Aku Seorang Lesbian

Andai aku menjadi seorang lesbian, maka akan banyak alasan yang bisa aku ajukan untuk membantah semua pihak yang menghujatku. Bahwa ketika jatuh cinta kepada lain jenis adalah sebuah kodrat, maka aku juga berargumen, mencintai sesama jenis adalah sebuah kodrat. Cinta adalah soal rasa. Kasih sayang adalah limpahan Kasih Sayang Tuhan dalam diri manusia. Bukan karena saya punya kebencian kepada lelaki, tetapi memang aku mencintai perempuan, dari jenisku. Jatuh cinta adalah kodrat, sebuah hak hakiki, dimana itu benih dalam hati yang tidak mungkin diatur oleh peraturan perundang-undangan manapun. Jadi cintaku kepada sesama jenis sama halnya mereka yang jatuh cinta kepada lawan jenis.



Seorang lesbian adalah kejam, dhalim, karena dia memusnahkan ras manusia dari muka bumi. Mereka mengajukan sebuah imajinasi bahwa andai semua manusia di muka bumi ini adalah pelaku lesbian atau gay yang suka sejenis, maka manusia tidak akan mempunyai keturunan. Kemajuan teknologi telah mampu menjawab : CLONING.. atau paling tidak BAYI TABUNG. Meski yang terakhir itu adalah pilihan sangat sulit bagi kaum sepertiku. Harus melakukan pengorbanan besar, hanya untuk urusan mengandung dari benih orang yang tidak aku cintai. Tapi demi ras manusia, mungkin akan banyak yang rela berkorban.



Pelaku lesbian hanya akan mendatangkan laknat, bencana yang bisa menimpa siapa saja. Baik pelaku lesbi atau mereka yang saleh. Orang-orang seperti dirikulah pemicu dan pengundang Tuhan murka. Apakah ini adil?  Banyak dari mereka juga melakukan maksiat, lalai dari Tuhan. Sedangkan orang seperti saya, hanya karena cinta yang tidak seperti mereka lakukan. Kami masih bisa ingat soal Tuhan, ya ingat. Dan kami masih bisa berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lain. Jadi ketika dunia dihuni banyak manusia durhaka, harusnya tidak hanya kami yang disebut sebagai pemicu murka Tuhan. Demikian pula kami juga berhak untuk menghuni dunia ini seperti pendurhaka lainnya.



Atau mungkin mereka sudah jengkel atau memang bersabar. “Ya sudah...lihatlah azab Tuhan nanti. Pasti akan kamu rasakan jua....akibat perbuatanmu”. Maka aku jawab : “ ya sudah kalau begitu... jangan kau larang-larang aku. Toh aku tidak pernah merusak bahkan mengusik kehidupanmu....dan kamu enjoy-enjoy saja...”



Maka, dari pengandaianku ini menyiratkan bahwa menjadi lesbi adalah pilihan, dan apakah bencana atau kenikmatan yang didapat adalah buah dari pilihan itu sendiri. Maka berbahagialah bagi mereka yang telah membuat pilihan dengan tepat dan benar, baik dalam kehidupan sekarang atau nanti. Itupun jika percaya kepada hari akhir.