Menguasai Ilmu Jawa melalui Carakan Jawa

Dalam tulisan saya yang lain, bahwa Ilmu Jawa itu pada intinya adalah menjaga jiwa, menjaga hidup agar hidup dari diri kita juga mampu menghidupkan yang lainnya. Untuk jauh lebih memahaminya, salah satunya adalah memahami aksara (Caraka) Jawa.

Aksara Jawa jumlahny ada 20, ini adalah aksara dasarnya, yang terdiri dari :

Ha, Na, Ca, Ra, Ka
Da, Ta, Sa, Wa, La
Pa, Dha, Ja, Ya, Nya
Ma, Ga, Ba, Tha, Nga

Dari sekian huruf-huruf tersebut untuk memegang kuncinya adalah memfokuskan pada aksara Ha dan Nga. Dua huruf ini adalah awal dan akhir. Ha dan Nga kemudian dijabarkan menjadi :

Ha = Hana (Ada)
Nga = pergi (luNga)
HaNga = Angen-angen (Angan-Angan)
HaNga = Angin, Nafas
Ha Nga = Hawa Sanga

Kehadiran manusia di dunia ini disebut Ada (Ha), pada mulanya, namun akhirnya akan pergi (Nga) juga. Itu adalah kodrat manusia yang tak bisa dihindari. Kepergiannya ditandai jika sudah tak ada nafasnya (Angin). Sementara kehidupan di dunia menjadi begitu berarti dan bergairah ketika manusia punya angan-angan, cita-cita, ide, inovasi dan sebagainya dalam mengisi kehidupannya.

Namun, manusia tak seperti hewan, dari lahir kemudian mati tak ada jasanya. Oleh karena itu, perlu dipelajari mengenai ilmu Lobang Sembilan (Hawa Sanga), baik yang lahir dan batin. Menguasai Ilmu Jawa, maka hendaknya mampu menguasai 9 lobang dalam diri manusia. 9 Lobang lahir tersebut adalah : Mata (2), Telinga (2), Hidung (2), Wadi (1) Dubur (1), dan Mulut. Itu adalah 9 lobang lahir. Artinya, kita sebagai manusia harus mampu menguasai (“menutup”) lobang-lobang tersebut dari pengaruh yang negatif, tidak baik sehingga akan berdampak pada ketidakbaikan jiwa kita sendiri. Kesembilan lobang lahir ini dapat dilambangkan oleh Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La.

Demikian pula, kita juga harus mampu menguasi lobang 9 batin, pintu-pintu batin yang dapat menjermuskan jiwa manusia, yaitu : Gemedhe, menghina (merendahkan lainnya),Tamak (berlebih pada dunia), serakah (menguasai bukan haknya), Iri, Dengki, Hasut, Benci dan Dendam. Mengenai lobang batin ini anda boleh berbeda pendapat. Pada intinya, bahwa dalam batin manusia itu juga ada pintu-pintu yang dimasuki untuk mengganggu jiwa manusia, merusak akhlak manusia. Kesemuanya disimbolkan oleh Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha.

Kunci menguasai hawa sanga, baik batin dan lahir, adalah melatih nafas, olah nafas yang sampai ke batin. Katakanlah anda sedang membenci seseorang, maka aturlah nafas anda, tahan dan resapi ke dalam jiwa anda. Inilah mengapa, dalam tradisi Ilmu Jawa, olah nafas menjadi begitu sangat penting dalam melatih diri, mempertajam batin dan sebagainya. Sebab HaNga, jika tidak dikendalikan akan menjadi angan-angan yang liar dan menjermuskan manusia pada kegelapan, pada pintu-pintu 18 yang ada dalam diri manusia.

Dalam ajaran tasawuf dikenal dengan zikir batin, ini bertumpu pada nafas. Membaca Al Quran dengan tajwid dan makhraj yang benar juga melatih nafas. Kalimah Hu...Hu....Hu adalah bentuk melatih nafas kita dengan mengikat Dia, Allah Swt.

Maka, jangan biarkan nafas kita meNga, terbuka tanpa diisi oleh zikir yang terarah, sebab jika terbuka demikian, syetanlah yang menjadi penghuninya, dan jiwa kita dikuasai oleh mereka, kemudian jiwa kita terpenjara, tidak merdeka, karena menjadi budaknya.

Bagi, anda yang juga mempelajari ajaran aksara/huruf Arab berjumlah 30, perpaduan dengan 20 aksara Jawa ini akan semakin menambah, memperkaya dan menggenapinya. Orang-orang menyebutnya ilmu 50, separoh dari kesempurnaan 100.

Semoga bermanfaat.