Berita atau peristiwa besar, heboh dan panas belum tentu itu “dibuat” oleh sumber berita yang heboh juga. Justru karena dia bukan apa-apa, berita yang ditimbulkan bisa begitu dahsyatnya mengguncang.
Apakah perang dunia I itu dipicu konflik antar negara atau rebutan minyak? Oh, bukan. Hanya kasus pembunuhan pribadi. Kerusuhan Ambon beberapa waktu lalu, juga bukan konflik antar suku sebagai pemicunya. Perkelahian antar preman saja awalnya.
Wall Street hampir bangkrut kemarin, disebabkan banyak orang tidak bisa bayar kredit rumah. Tertangkapnya LHI, mantan presiden PKS, juka melibatkan aktor-aktor biasa, semacam sekretaris pribadi dan perempuan cantik, wanita biasa. Geger politik Gus Dur pun melibatkan seorang tukang pijat. Baru-baru ini bocornya sprindik di KPK soal Anas Urbaningrum ternyata memunculkan sekretaris pribadi, Wiwin Suwandi, ya orang biasa.
Nampaknya kita harus terbiasa dengan memahami banyak peristiwa besar, tetapi fokus pada soal yang biasa saja. Perang di Suriah, dak usah dianalisis sebagai perang ideologi, aliran atau yang njlimet-njlimet, siapa tahu hanya gara-gara rumah tangga di AS mulai susah nyari kayu bakar buat masak, atau karena rebutan jatah layaknya preman. Anda juga bisa mencari jawaban yang biasa saja untuk kasus, mengapa SBY harus jadi Ketum Demokrat, padahal sudah banyak jabatan dan menasehati mentrinya tidak terlalu sibuk ngurusi partai.
Mengapa Israel dan Palestina selalu perang. Anda bisa mengajukan jawaban, mungkin Israel sakit hati sama palestina. Apapun sakit hatinya tidak perlu dijawab. Demikian pula, untuk Wiwin Suwandi, apa motiv sebenarnya membocorkan sprindik, dia hanya menjawab karena sakit hati kepada koruptor.