Mengenal Ajaran ke-Aswaja-an dalam Suluk Ngabdul Salam

Manusia itu secara sederhana terdiri dari unsur fisik dan psikis, unsur raga (jisim) dan jiwa. Leluhur orang Jawa sangat peduli menggali filosofi dari keduanya. Hal ini sebagai upaya untuk mengenal diri sendiri, sebagai manusia yang seutuhnya. Kaitannya dengan Tuhan, maka dalam diri manusia ini ada unsur yang keIlahian (jiwa) dan kemanusiaan (raga).

Serat Suluk Ngabdul Salam (kisaran 1913) mencatat apa yang menjadi keyakinan masyarakat waktu itu. Apa yang dijelaskan mengenai dua unsur manusia tersebut menggambarkan adanya perpaduan berbagai ajaran yang berkembang dan sudah diterima dalam masyarakat. Dalam Pupuh VI (Dhandanggulo) disebutkan :

Sun jarwani caritané kaki/ kitab usul ingkang amicara/ tarékat iku arané/ mangarep anapsahu/ wahdat ngaran pra bahu singgih/ sapa wruh ing awaknya/ temen-temen weruh/ marang kang murba misésa/ wiwitané saking asalira kaki/ kang nembelas prakara//

Saya jelaskan ceritanya/ dari kitab asal yang mengatakan/ tarekat itu sebutannya/ di depan nafsunya/ wahdat dinamakan derajat yang mulia/ siapa yang tahu terhadap badannya/ benar-benar tahu/ pada yang menguasai dunia/ asalnya dari diri kamu/ yang enam belas perkara//

16 hal itu dibagi menjadi dua besar, yaitu unsur raga (manusia) berjumlah delapan dan yang jiwa (Ilahi) juga delapan. Demikianlah pembagiannya :

Pertama, unsur raga (manusia), dibagi menjadi dua, dimana keduanya adalah pasangan.
a)    Dari bapak     = 4 (otot, tulang, rambut dan sumsu)
b)    Dari ibu          = 4 (kulit, darah, daging dan organ dalam)

Kedua, unsur jiwa (Ilahiah), dibagi menjadi dua besar, yaitu nyawa/suksma dan nafsu.
1)    Sukma purba : berupa akal nyata— Nafsunya Lawwamah, disebut juga:
a)    jiwa yang awal
b)    Imam hanafi,
c)    Letaknya di utara (ketika menghadap baitullah)
d)    Dewanya Wisnu,
e)    Harinya  wage
f)     Malaikat jibril, malaikat hati
g)    Letaknya di Lisan pintu awal, jika baik asalnya dari jiwa awal, jika buruk dari luwamah (pembantu) hanya makan tidur, sakit hati, marah, kegemarannya mengakibatkan amarah

2)    Sukma langgeng, akal—Nafsunya Amarah, disebut juga :
a)    Iman maliki
b)    Letaknya di sebelah barat ka’bah
c)    Dewanya, Kamajaya, warnanya kuning
d)    Harinya Pon
e)    Disebut malaikat mikail, malaikat air
f)     Pintunya di telinga, yang menerima itu sukma langgeng

3)    Suksma Wasesa : Alam Ingsun, budi, --Nafsunya Sufiyah, disebut juga:
a)    Imam hambali
b)    Sebelah selatan
c)    Berjuluk malaikat israfil, malaikat angin
d)    Pintunya ada di mata

4)    Sukma Luhur : intinya iman sebagai nyawa, darah mani, --Nafsunya Mutmainah, dengan sebutan :
a)    Imam Syafii
b)    Dewanya Mahadewa
c)    Letaknya di Timur
d)    Malaikatnya Izrail, yang menguasai rakyat kecil
e)    Harinya Legi

Jika dicermati, maka ada upaya untuk mengenalkan dan memadukan antara keberadaan Imam Madzhab dalam Fiqih (Aswaja), dengan pengenalan  hari (pasaran) yang sudah berkembang di Jawa, dan pada penanggalan kedewaan dan arah mata angin dan wataknya.

Sebenarnya, masih banyak sekali ajaran dalam Suluk Ngabdul Salam tersebut, namun mengenal diri sendiri yang terdiri dari 16 unsur ini sudah menjadi cukup untuk modal awal menuju insan kamil.