Jika seseorang meyakini keberadaan Allah itu jauh, maka sebenarnya dia menegaskan adanya jarak antaranya dan Allah, dengan kata lain dia menuntut dirinya sendiri untuk menemukan sarana yang mendekatkan, dan karenanya dia disibukkan mencari, memilih dan mencoba sarana yang ditemui.
Jika seseorang meyakini keberadaan Allah itu dekat, maka sebenarnya dia sedang menegaskan bahwa antaranya dan Allah tidak ada apa-apa, dengan kata lain dia menuntut dirinya menanggalkan semua yang selain Allah, dan karenanya dia disibukkan untuk mengabaikan, melupakan dan mengacuhkan itu semua.
Jika seseorang meyakini keberadaan Allah itu Jauh juga Dekat, maka sebenarnya dia sedang menegaskan kebingungannya, dengan kata lain dia menuntut dirinya untuk membuktikan, dan karenanya dia disibukkan membongkar, mengulang dan memperjuangkan apa yang ditemui.
Jika seseorang tidak meyakini keberadaan Allah, maka sebenarnya dia sedang menegaskan bahwa dirinya adalah sesuatu, dengan kata lain tidak menuntut dirinya mengusahakan apapun, dan karenanya dia sibuk mempermainkan sesuatu.