Sabar (Bagian III)
Jika pada bagian sebelumnya mengulas apa itu sabar, bagian ini akan membahas untuk apa bersabar. Allah berfirman :"Mintalah dengan sabar dan sholat, sesungguhny Allah bersama orang yang bersabar". Ayat ini dengan tegas menyebutkan dua fungsi sabar, yaitu untuk meminta (solusi atas berbagai masalah) dan dekat kepada Allah. Dua hal itu tidak dapat dipisahkan dan pada ujungnya tetap dekat kepada Allah.
Sering kali diantara kita bertanya dengan penuh heran; "mengapa orang-orang kafir kok sukses dalam hidupnya? berhasil dalam kehidupan?", diantara kita ada yang memberi jawaban:"ah itu kan keberhasilan semu, Allah hanya menguja (memanjakan) saja dan tidak berarti benar-benar di sayang sama Allah". Jawaban tersebut lebih pada penyelematan keimanan agar orang tidak jatuh dan tertarik pada keberhasilan orang-orang kafir dan akhirnya mengikuti jalan hidup orang kafir. Tidak ada salahnya jawaban itu. Tetapi kurang mengena, tidak fokus pada jawaban mengapa. Ayat yang saya kutip di atas benar-benar menegaskan bahwa kesabaran adalah kunci. Disinilah sisi universal hukum Allah (Sunnah Allah) yang tertuang dalam Al Qur'an. Siapa sabar ya bisa mengatasi masalah, tidak peduli siapapun dia, agama apapun dia. Jadi jangan heran ketika, ada orang yang nyembahnya cuma batu bisa sukses, bisa mengatasi masalah hidupnya. Sebab dia sudah bersabar dalam usaha, bersabar atas mencari solusi, meski dia terantuk batu. Jadi inilah keadilan Allah yang didasarkan pada hukumnya yang universal. Disinilah penjelasan mengapa maling, koruptor dan sebagainya kok ya bisa berhasil. Mereka melakukan kejahatan dengan ketelitian, kesabaran. Jadi itupun bisa dilakukan.
Bagi orang-orang beriman perlu diingatkan dengan penegasan Allah "Sesungguhnya Allah beserta orang bersabar". Ada dua bentuk kedekatan dengan Allah dalam ayat tersebut, yaitu Manusia yang mendekati Allah (dengan Sholat) dan Allah yang mendekati manusia (dengan bersabar). ketika manusia bisa bersabar seperti yang diuraikan sebelumnya, yang bersumbu pada Allah, maka pada saat itu Allah menyertai manusia itu. Penegasan itu pula yang pada akhirnya membedakan orang beriman dengan tidak. Seolah-olah Allah berkata, ketika manusia sudah bersabar bisa jadi bukan keberhasilan, tetapi kegagalan. oleh karena itu, allah akan tetap menemani manusia tersebut, meski tidak dikabulkan secara langsung. Bagi orang beriman, jawaban itu sungguh luar biasa. Bukan bicara dikabulkan atau tidak, diterima atau tidak permintaannya. tetapi jaminan Allah akan menyertai itu sungguh luar biasa. Jika sholat manusia berusaha keras mendekati allah, malah ini sebaliknya. Oleh karena itu kenikmatan didekati itu merupakan anugrah yang luar biasa, sehingga tetap membuat manusia tetap bersabar dan tetap mendamba didampingi Allah swt. Mana ada kenikmatan yang lebih luar biasa selain itu??? Bahkan dalam kitab-kitab klasik disebutkan kenikmatan pada ujungnya di surga nanti adalah "melihat wajah allah". Ketika di dunia ini bisa didampingi, disertai Allah terus menerus, maka dia sebenarnya sudah mencapai kenikmatan surgawi, tanpa menyentuh surga itu sendiri.
Begitu agungnya bersabar, memang mudah diucap, meski sulit dilakukan. Tetapi mengapa kita masih enggan untuk berusaha menempuhnya? Apakah ada alasan yang meyakinkan untuk menolak bersabar? Bahkan orang kafir, penjahat, kriminal mengakui keutamaan bersabar. Maling-maling di malam hari, mau bersabar menunggu pemilik rumah untuk tidur; penculik rela berhari-hari mondar-mandir mempelajari lokasi.
Allahummaj'alnaa minashoobiriin. Amiin.