Sayyidina Umar bin Khattab, setelah perjanjian perdamaian dengan keuskupan di Yerussalem. Tibalah waktu shalat. Sang Uskup menawarinya gereja, beliau menolaknya, karena dikira nanti akan dikira menjadi tempat ibadah orang Islam dan merebutnya. Bahkan ketika ditawari halaman atau dekat pintu gereja, tetap menolaknya. Kekuatiran kelak akan saling memperebutkan sebagai tempat Ibadah.
Mana batu jejak petilasan Nabi Muhammad ketika isra'a mi'raj. Begitu tanyanya kepada uskup. Dan ditunjukilah beliau di sebuah tempat yang tak terawat. Sayyidina Umar. r.a. kemudian membersihkannya. Lokasi batu itu dijadikan tempat shalat, dibangun masjid al aqsha.
Disaat berkuasa, tetap menjaga tempat ibadah mereka yang ditaklukannya. Saat berjaya tak lupa pada jejak pendahulunya yang sudah meninggalkannya, dirawat dan diperbaiki.
Menghargai sejarah, menghargai jerih payah para leluhur, menjadikan sebuah peristiwa penting itu tetap menjadi penting akan membantu kita tidak lupa diri. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
=== edisi nonton tipi agustusan