Orang sering tidak mau mempersoalkan kapabilitas dukun, ketika dia memperoleh manfaat atau paling tidak kepentingan dirinya terpenuhi melalui dukun. Namun seiring kerugian yang dirasakan semakin membesar, lama-lama orang menjadi berani menggugatnya apalagi dibumbui dengan nilai-nilai agama, kedokteran atau hal lain yang berbau lebih ilmiah. Gampangnya, pas di saat terpenuhi hajat, menyanjungnya setinggi langit. Di saat tidak bisa memenuhinya,dihujat habis-habis, kalau perlu dicap teroris.
Kalau saya berusaha mencoba menentukan seseorang dengan sebuah definisi tertentu, misalnya : si A ini dukun, si B ini orang biasa, si C ini ulama, si D ini penceramah. Soal kemampuannya yang bisa begini dan begitu itu soal berikutnya. Maksud saya dengan definisi itu akan membantu saya memperlakukan seseorang, apa yang bisa diambil manfaat darinya. Kalau memang dukun, ya urusannya ada problem, ada solusi, onok udu, yo rukun.
Maka, ketika dulu saya pernah mondok yang kemudian kyai saya divonis sesat, ditolak masyarakat dan dikucilkan, banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana pandangan saya mengenai beliau. Buat saya beliau itu sudah memberi manfaat bagi saya, mengenalkan saya shalat malam dengan kedisiplinan tinggi. Saya tidak bisa bercerita seperti kawan2 lain yang mengisahkan bahwa beliau bisa ini dan itu. Nah di saat saya tidak kuat menjalaninya maka saya mundur, bukan karena saya merasa ditipu atau disesatkan. Wong jujur saja saya tidak banyak mengikuti kebiasaan atau ajaran2 beliau, kecuali shalat malam dan membaca buku soal puisi2 Imam Nifary.
Jadi, tidak heran ketika ada seorang artis saat ini sedang gegeran dengan orang yang dianggap menipu, dan membawa ajaran sesat. Lah, dari awal dianggap apa dia? Dukun, kyai, ulama, atau apa? Ini karena sikap kita sendiri sering tidak jelas dari awal, mudah tergiur dengan kesaktian atau kelebihan-kelebihannya. Hanya saat sadar “ditipu” saja kemudian baru menyebut dengan jelas.... trus selama ini yang digauli itu siapa donk?....
Memang tidak mudah mendefinisikan orang lain.... tapi semua kembali kepada diri masing-masing.... Don’t talk to the stranger....