Ijinkan saya yang tidak paham benar soal konflik timur tengah membuat tulisan mengenai hal itu. Rasanya aneh saja, tidak berselang lama daripada kunjungan Presiden AS, Obama ke Israel, kemudian disusul dengan peristiwa pengeboman di masjid di Suria yang menyahidkan seorang Ulama Sunny terkenal, Syeh Said Ramadhan Al Buthy. Dua peristiwa yang berbeda, baik waktu dan tempat. Namun ketika dirangkai akan mempunyai makna yang bisa berarti bagi siapa saja.
Kunjungan Obama kemarin dapat dibilang kunjungan spesial, apalagi di saat konflik Suria tidak kunjung usai. Boleh jadi ini adalah kunjungan “rasa terima kasih” atas dukungan Israel, baik langsung atau tidak atas kemenangan Obama kedua kali. Namun, ada satu hal perlu dicatat, bahwa satu kesepakatan dicapai, “Konflik Israel-Palestina harus melalui perundingan”. Tidak ada cara kekerasan, perang, tidak ada cara perjuangan melalaui PBB. Dengan kata lain adalah bagaimana perundingan itu terjadi. Ini tentu dikehendaki agar pihak-pihak yang berunding selalu memberi keuntungan kepada AS. Kesepakatan ini jelas menandaskan bahwa problem Palestina tergantung perundingan, dan di sinilah peran AS akan sangat penting.
Di Suria, dengan jeda waktu tidak lama meledak Bom Bunuh Diri, di Masjid lagi. Kematian Syeh Said Ramadhan Al Buthy, kemudian bisa menjadi simbol rontoknya pendukung sipil bagi Basar Asad. Kekuatan sipil mana lagi yang bisa diandalkan setelah ini? Memang ada, namun tidak akan sekuat sebelumnya. Dengan demikian, posisi Asad sudah semakin lemah. Efek dominonya adalah melemahnya perjuangan rakyat Palestina, dan inilah dua “hasil besar” dari kunjungan Obama dan bom di Suriah.
Bagi, AS tentu targetnya adalah ganti presiden/pemerintahan. Apakah dia Syiah, atau Sunny, saya yakin tidak begitu penting buat AS. Asal bisa mewakili kepentingan AS di Suriah dan Timur Tengah pada umumnya, tentu beres. Namun, bisa jadi yang mengganti harus dari kalangan tertentu, kelompok “mujahidin” tertentu, sebagai balas jasa. Tapi apakah AS mau menyerahkan begitu saja kepada kelompok-kelompok ini? Mengingat posisi Suriah sangat strategis dibandingkan negara-negara lain. Atau akan menampilkan “wajah Sunny” baru yang berbeda dari Syeh Al Buthy sebelumnya?, namun tetap dalam kendali AS, toh di beberapa negara lain itu demikian yang terjadi.
Wallahu 'Alamu Bishshowab