Fajar adalah tanda sebagai pembeda
Fajar adalah batas sebagai penjelas
Fajar adalah bekal bagi yang berakal
Pembeda bahwa malam tlah sirna
Penjelas bahwa derita tlah berganti rupa
Bekal bahwa kelak membutuhkannya
Bahwa waktu ada malam dan hari
Bahwa manusia ada yang berjodoh dan sendiri
Bahwa setiap masa ada perubahan di dalamnya
Itulah kenyataan
Waktu dan sejarah terus berjalan
Berganti, berputar adalah sebuah kepastian
Kaum ‘Ad yang berjaya
Kaum Tsamud yang digdaya
Fir’aun yang berkuasa
Semua berganti
Semua tiada abadi
Hanya kerusakan yang terkenang kini
Kuasa Sang Khaliq tlah berlaku
Balasan siksa menjadi belenggu
Karena pengawasan yang tanpa pandang bulu
Itulah potret manusia
Disaat berjaya merasa dekat dengan Tuhannya
Disaat menderita merasa Tuhan menjauhinya
Padahal Tuhan tidak pernah meninggalkannya
Semua karena akal budinya
Semua karena tingkah polah belaka
Kepada anak-anak yatim tak memuliakan
Kepada yang kelaparan tak memberi makan
Itulah sebab murka adanya
Halal haram tetap dimakan
Harta benda sungguh cinta tak terlukiskan
Itulah sumber mala petaka
Di saat bumi dihancur leburkan
Di saat maut menjemput dengan paksaan
Di saat jahannam dihadirkan
Manusia hanya mengeluh tanpa daya
Manusia hanya meronta dan mengiba
Tapi semua itu sia-sia belaka
Menanggung siksa tak terkira
Merasakan jeratan yang kuat perkasa
Membelenggu hingga manusia menyesali hidupnya
Wahai jiwa yang tenang
Wahai jiwa yang mengerti
Wahai jiwa yang menyadari
Sadarlah soal silih berganti
Ingatlah hidup di kemudian hari
Saat inilah batas yang terang benderang
Terimalah itu semua dengan suka hati
Baik yang kaurasa gembira dan menyakiti
Hingga Tuhan kepadamu menyayangi
Maka engkau layak sebagai abdi
Yang mengenal dan tahu diri
Masuklah dalam surga yang abadi
*) Surabaya, 29/11/2012