MULUT DAN SILIT

Mulut dan silit, sama-sama memiliki bau tak sedap. Namun mulut masih bisa dicuci, disemprot minyak wangi, dan berubah mengikuti jenis minyak wanginya. Sedangkan silit, dikasih parfum mahal sekalipun tetap menghasilkan aroma yang tak sedap.

Mulut masih bisa menerima, angin, oksigen, makanan dan minuman. Mulut masih bisa memberi masukan kepada siempunya. Sedangkan silit hanya mampu membuangnya. Hanya cara itu dia membantu siempunya agar tak stress. Namun sayang, sekali lagi itu hanya bau belaka, bahkan siempunya pun tak sudi mengendusnya.

Dengan olah kata, mulut bisa menjalin kerjasama. Bahasa dan tutur yang ada bisa menambah saudara, bahkan rejeki pula. Silit, baik banyak atau sedikit saja berulah, selalu membuat gundah gulana, bahkan bisa membawa malapetaka.

Mulut dan silit, bentuknya jelas berbeda. Fungsinya pun jauh berbeda. Kadang manusia saling mempertukarkannya. Itulah anehnya. Si mulut hanya menebar bau busuk dan petaka. Sementara silitnya diam seribu bahasa.

(Sumber : Kitab Teles, Bab : Silit, Pasal : Mambu)