Menurut saya, akan sering terulang pola hubungan antara NU dengan suksesi dan cobaannya. Saya akan memulainya pada awal pendirian. Sebelum NU berdiri ada upaya-upaya dari kalangan umat Islam untuk mewujudkan persatuan, meski disadari adanya perbedaan. Hal ini berkaitan dengan suksesi kekhilfahan di jaziah arab. Awalnya NU mempunyai peran signifikan dalam upaya itu, katakanlan dalam Kongres Umat Islam. Namun di saat suksesi, para kyai ditinggalkan, bahkan kemudian dinafikan perannya. Maka muncullah protes dari kyai negeri Jawa yang berujung pada lahirnya NU. Pola mirip seperti ini kemudian berulang pada periode-periode NU selanjutnya.
Pun demikian, di saat agresi NICA ke Indonesia. Resolusi Jihad dikumandangkan. Bahkan rumitnya penerimaan Pancasial sebagai dasar negara hampir tidak bisa, dan Indonesia terancam bubar dengan seumuran sayur sawi (masih mending jagung kayaknya). Setelah itu? NU ya dibiarkan hidup dengan habitatnya sendiri.
Saat agresi belanda berikutnya, perang mempertahankan kemerdekaan. Para santri bertempur bersama tentara, sehingga banyak santri menjadi korban. Tapi toh sejarah tetap menempatkan TNI semata sebagai pahlawannya.
Ketika pemilu tahun 1955 kekuatan NU demikian kuat, bahkan bersatu kembali dengan elemen muslim lainnya, seperti awal ketika mau berdiri. Lagi-lagi NU ditinggal gelanggang. Tetap sabar saja NU, sampai pada suksesi ’65, dimana negara mendapat ancaman sangat serius, komunisme, NU harus berhadap-hadapan. Eh, sekarang malah dituding sebagai tukang jagal.
Kemudian, masuklah era pembangunan. Apa yang diperoleh NU? Ya cobaan lagi. NU dipinggirkan. Bahkan tokoh2 kritis dari NU “disingkirkan”. Dan derita itu cukup lama sekali, sampai pada akhirnya muncullah Gus Dur yang melakukan perlawanan dan menghimpun kekuatan. Bahkan Soeharto pun sangat menyegani NU.
Tahun ’98 suksesi terjadi lagi, dan rakyat berhadap-hadapan. Nah tokoh NU menjadi pendamai. Negara aman. Tidak lama, kenyamanan itu, lagi-lagi cobaan berdatangan.
2014 tidak lama lagi, tentu cobaan juga akan menerpa NU. Jika dulu ada Gus Dur yang disegani baik oleh kawan dan lawan, lantas siapa kini? Andai saja pada tahun2 itu NU tidak terseret persolan suksesi, Insa Allah akan menjadi kunci proses suksesi itu sendiri. Lagi-lagi NU bisa menjadi pemeran penting, dan tentu bersiaplah menghadapi cobaan yang biasanya terjadi.....
Maka mumpung itu belum terjadi, sikat saja NU ..... atau