NYADRAN : TRADISI MENGINGAT SAUDARA
Tradisi nyadran, yang biasanya dalam bentuk ziarah ke makam kubur keluarga merupakan adat orang Jawa yang sejak lama berlangsung. Kegiatan ini biasanya juga dilakukan pada bulan Sya’ban (ruwah) menjelang bulan puasa/ramadhan. Ada juga dilaksanakan habis panen sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Sadran yang kemudian mudah diucapkan lisan Jawa menjadi nyadran, jika ditinjau dari bahasa, berasal dari kata Sadra (sadara-sansekerta), berarti saudara, menghormati. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, kata tersebut lebih dispesifikkan dengan kegiatan berziarah. Maka dengan pengertian ini, bisa dipahami bahwa sadra, merupakan saat mengenang saudara atau menghormati para leluhur yang sudah meninggal. Dalam pengertian lain, bahwa sadran berarti membangun persaudaraan atau saling menghormati antar sesawa warga sebuah kampung atau komunitas.
Tradisi nyadran sudah ada sejak zaman purba. Bukan hanya ketika Hindu-Budha masuk, tetapi sudah ada sebelumnya. Karena ini merupakan tradisi orang Jawa dahulu untuk menghormati. Pasang surut pelaksanaannya tentu akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah agama yang berkembang dalam masyarakat. Agama Islam misalnya juga turut serta memberi warna dalam pelaksanaan nyadaran tersebut. Kebiasaan menghormati leluhur dan membangun persaudaran tersebut diisi dengan kegiatan do’a kepada para leluhur atau saudara yang sudah meninggal melalui bacaan do’a tahlil. Beberapa daerah melaksanakannya juga tidak seragam, ada juga yang mengirim makanan kepada saudara/tetangga. Jadi tidak melulu mengunjungi makam.
Tradisi ini dapat diterima oleh masyarakat luas, bukan hanya karena agama atau kegiatan di dalamnya, tetapi memang ada titik temu dengan psikologis manusia pada umumnya, dimana ada saat-saat tertentu seseorang itu rindu kepada leluhur atau saudara yang sudah meninggal. Jadi, bagaimanapun ini adalah adat kebiasaan, sebab di belahan dunia lain, ungkapan rindu kepada leluhur dan penghormatan kepada mereka ternyata tidak sama.
Wallahu ‘alam