Kebangkitan terjadi jika sesudah ada kematian. Baik kematian beneran atau perumpamaan. Dulu, ketika Kebangkitan Nasional lahir, sebagai bangsa, Indonesia bisa dikatakan mengalami kematian. Keterpurukan ekonomi, keterbelakangan pendidikan, keterjajahan dan penderitaan-penderitaan lainnya merupakan kematian. Kesadaran akan senasib mengalami kematian-kematian itulah yang mendorong kebangkitan nasional. Kemerdekaan adalah wujud dari kebangkitan itu. Terbebas dari belenggu penjajah adalah pengejawantahan dari kebangkitan nasional.
Di jaman sekarang, di era demokrasi, perasaan dan nasib itu sudah demikian terfregmentasi ke dalam partai, organisasi, komunitas atau individu. Keterbelakangan di Papuan tak dirasakan bagi mereka yang di Jawa atau Sumatra. Keterpurukan ekonomi masyarakat pedesaan tak menjadi problem warga kota.
Jika logikanya dibalik, penderitaan yang merata akan memicu kebangkitan bersama. Jadi kematian macama apakah yang bisa diwujudkan pada hari-hari ini agar kebangkitan nasional kedua muncul?
Mungkin dengan menutup layanan Facebook untuk Indonesia akan menjadi “kematian” yang cukup dramatis dan masif. Dan jelas mungsuhnya adalah kapitalis, kemudian muncul situs sejenis yang jauh lebih nasionalis. Jika hanya Indonesia saja tentu tidak adil. Maka penutupan FB diseluruh dunia, yang terjadi adalah bangkitnya khilafah, sebab pasti musuhnya semakin jelas, yakni Zionis.
Tapi kasihan bagi mereka jomblower belum sempat menemukan pasangan FB yang pas sudah ditutup.
SELAMAT MEMPERINGATI HARKITANAS