Sasi Rejeb

Nama Rajab sebagai bulan memang bukan istilah Jawa. Tapi sebutan Rejeb, Rajab sudah umum dipakai oleh masyarakat Jawa. Setelah sasi Rejeb kemudian Ruwah (Sya’ban) dan Poso (Ramadhan).

Kata Rejeb bisa “dimistik” dengan ilmu kerta basa sehingga menghasilkan pemahaman unik di dalamnya. RAJAB bisa diuraikan menjadi RAsa ngaJAB. Ada rasa berharap dalam diri manusia, berharap apa itu? Berharap di bulan Rajab ini mendapat ampunan dari Gusti Allah, dengan memasuki bulan Rajab ini akan dipanjangkan umur dan mampu beribadah dengan tekun berharap, bercita-cita memasuki bulan Ramadhan (Poso). Maka dalam konteks ini pujian-pujian di musholla akan sering terdengar “Allahumma barik lanaa fii rojaban, wa sya’banan, wa balighna romadhona..”

Kedua adalah REJEB, yang “dimistik” menjadi REgete di JEBol. Maksudnya memasuki bulan Rejeb, banyak-banyaklah membersihkan diri, memohon ampunan kepada Gusti Allah atas menumpuknya kotoran, noda dan dosa diri. Dalam pengertian ini bisa dipahami banyak kyai yang menganjurkan dalam bulan REJEB ini banyak-banyak beristighfar. Bahkan membersihkan diri/fisik, lahiriah, batiniah dengan banyak berpuasa sangat dianjurkan, sehingga memasuki sasi RUWAH, sudah memulai perubahan lebih serius menyambut tamu agung Ramadhan.

Wallahu 'alamu Bishshowab

Selamat memasuki bulan Rejeb.....