Berpegang Kepada Al Qur'an dan Sunnah

Sekedar cerita menjelang tidur. Seorang bapak menasehati anaknya :



Bapak : “nak, peganglah teguh Al Qur’an dan Sunnah”, jangan pernah kauambil selain daripada keduanya...”

Anak : “ Ya, Pak...tapi saya mau nanya”

Bapak : “Apa itu...?”

Anak : “Bukankah Al Qur’an dan Sunnah itu bahasanya Arab?”

Bapak :”Benar anakku, melalui lisan Nabi Muhammad SAW, orang Arab”

Anak : “apakah berarti setiap orang Arab bisa menguasai Al Qur’an dan Sunnah?”

Bapak : “Lho...tidak pasti. Apa orang Indonesia pasti menguasai bahasa Indonesia? Apa orang Jawa paham sekali bahasa Jawa?...kan tidak to nak....memang bisa ngomong pake bahasa Arab, tetapi tidak mesti menguasai seluk beluk bahasanya...”

Anak :”Apa tidak cukup memahami dari terjemah Al Qur’an dan Sunnah...yang sudah ditulis oleh para Ulama...”

Bapak : “ Ya boleh saja...tapi siapa yang menerjemahkan itu yang terpenting..”

Anak :”Mengapa, Pak?”

Bapak :”Kan tidak semua orang Arab menguasai bahasa Arab, apalagi  bahasa Al Qur’an. Demikian pula Sunnah, harus juga paham mengenai sosiologis, politik, tradisi dan sebagainya, karena bahasa Arab dalam Sunnah sebagai bahasa lisan manusia tidak lepas dari konteks itu. Beda dengan Al Qur’an yang mana Nabi Muhammad SAW sendiri tidak berkuasa membuat atau menyusun kalimat sendiri”

Anak : “maksudnya gimana, Pak? Saya kok jadi tambah mumet....”

Bapak :”Oalah nak, makanya jangan keminter, baru bisa baca Al Qur’an saja seolah-olah merasa menguasai Al Qur’an, baru hafal sedikit Hadits saja merasa menguasai Sunnah. Makanya, belajarlah pada ahlinya, kepada mereka yang menguasai ilmu dan metodenya, belajarlah mereka yang sudah bersusah payah mengkajinya dan menyajikannya hingga sampai kepada kita.....ikuti jalur dan tradisinya sehingga kamu bisa selamat dan terhindar dari kebodohan yang nyata....karena hanya merasa sudah mengetahuinya....”

Anakk :”Ngunu ta Pak?...”

Bapak :”Yo, wes...tidur sana.....berdo’a, kalau tidak bisa bahasa Arab yo do’a yang kamu bisa, pake bahasa yang kamu bisa saja..daripada kamu tidak mengerti apa yang kamu minta....”