Berzikir dapat menenangkan hati. Dengan berzikir, kita berusaha untuk mencari substansi atas masalah yang sedang kita hadapi atau persoalan yang datang kepada diri. Pemahaman akan substansi tersebut menuntun kita pada pemahaman bahwa diri kita pada hekekatnya tidak bisa dan mempunyai kekuatan apapun untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, kecuali apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Berzikir yang demikian tentu akan menghasilkan ketenangan bathin. Alaa bidzikrillahi tathmainnal qulub...berzikirlah kepada Allah, maka akan menenangkan hati(mu).
Bahkan sekarang ini banyak pihak yang mengembangkan berzikir untuk menggali dan mengembangkan potensi diri. Misalnya metode-metode zikir untuk mengaktifkan otak tengah. Atau metode zikir untuk menyembuhkan mereka yang kecanduan narkoba dan sebagainya. Dulu, kata seorang teman, waktu kecil dia sering melakukan metode zikir di pesantren Suralaya, (Sukabumi?) saat liburan sekolah untuk membangkitkan kecerdasan. Dan terbukti dia memperoleh hasil dan manfaat dari zikir tersebut di waktu dia dewasa.
Saya sendiri, sudah berkali-kali membuktikan itu. Bahwa zikir memang dapat menenangkan hati bahkan dapat menjernihkan pikiran kita.
Sewaktu saya menjadi guru sebuah sekolah SMP di Surabaya, ada seorang murid yang mengeluh, katanya dia diguna-guna oleh temannya. Setiap saat, setiap melakukan sesuatu yang teringat hanya wajah cowok tersebut. Bagi dirinya sudah tidak masuk akal. Tetapi begitu sulitnya menghilangkan wajah dari benak pikirannya. Kepada saya dia meminta nasehat dan bantuan untuk mengusir pikiran-pikiran tersebut atau gampangnya menghilangkan pengaruh pelet.
Awalnya saya katakan...”saya dak bisa menghilangkan pelet tersebut, wong saya juga tidak tahu apakah kamu itu kena pelet, atau memang kamu itu jatuh cinta betulan...”. Dia tetap ngotot bahwa dia yakin dipelet, soalnya sudah begitu parah perasaan yang merasukinya.
Maka dengan keyakinan saya, dan yakin atas janji Allah SWT seperti di atas...saya coba membantu murid tersebut. Saya suruh dia pegang sebuah tasbih. Saya suruh dia membaca Laa Ilaaha Illallah...dalam setiap bacaan...maka dalam hatinya harus menegaskan...tidak ada yang paling baik keculai Allah, tidak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Allah, tidak ada yang mampu menentramkan kecuali Allah, begitu seterusnya...sampai beberapa butir tasbih dia mampu menegaskan itu. Setelah itu aku coba untuk mempraktekkan, untuk mengingat wajah si cowok dan menyebut satu per satu kebaikannya. Maka dia mulai menyebutkan. Tapi berkali-kali dia coba menyebutkan sifat-sifat si cowok, dia tidak mampu menyebut lebih dari 2 kebaikan. Hanya itu berulang-ulang.
Dengan hasil itu, saya katakan kepadanya, itulah bukti bahwa begitu banyak kebaikan Allah yang bisa dia terima, bisa dia pahami dan dia yakini. Tetapi sekali lagi kepada manusia, tidak akan pernah mampu menghasilkan kebaikan yang begitu banyak. Kesimpulan dari kegiatan itu, aku sarankan, lakukanlah zikir tersebut berulang-ulang di rumah. Satu kalimat laa ilaaha illallah harus diikuti dengan penegasan hati satu sifat Allah, atau satu perbuatan Allah kepada kita. Tak lama, selang 2 hari murid tersebut melaporkan bahwa sudah bisa melupakan cowok tersebut dan dia jauh lebih tenang. Dan dia merasa tidak masuk akal dan berkeyakinan tidak layak mencintai orang tersebut. Allah memberi hidayah kepadanya dan bebaslah dia dari pengaruh kegelisahan jatuh cinta yang tak berujung pangkal tersebut.
Cerita ini dapat memberikan kita inspirasi bahwa setiap bacaan yang kita wirid, zikir selalu membutuhkan hati yang ikut berzikir, bisa jadi di lisan adalah bahasa Arab, tetapi gunakanlah hati dalam bahasa yang paling bisa dipahami untuk memahami apa yang dibaca. Maka dengan berlatih tersebut, antara lisan dan hati akan nyambung dan saling memperkuat. Dan semoga zikir kita benar-benar bisa menenangkan hati dan mendapat barokah dari Allah...barokah apa saja yang menjadi kebutuhan kita. Amiin.
Wallahu ‘alamu bisshowab