Mau Muksa?
Mungkin pikiran ini ada dalam pikiran dan benak di antara kita. Tapi tahukan anda apa itu Muksa? Kalau saya...sekali lagi kalau saya, Muksa itu ya...Mukteaken Rasa, Memuliakan Hidup. Atau Ngremukno Rasa, Menghancurkan Nafsu, Melembutkan Rasa/Nafsu.
Tidak perlu dibayangkan Muksa itu hilangnya jasad, badan kita trus, tinggal Zat Murni kita dan menyatu dengan Gusti Allah. Buat saya itu terlalu sulit dipahami. Saya mencoba memahami dengan bahasa yang mudah saja dan lumayan logis buat saya.
Syarat mutlak untuk Muksa yang seperti itu tadi ya “harus mendekatkan diri kepada Gusti Allah”. Muksa itu mengembalikan semua pinjaman dari Gusti Allah kepada Gusti Allah. Banyak sekali pinjaman yang kita dapat, hidup kita, badan kita, rezeki kita dan semuanya yang kita miliki.
Memang ada yang berkata, kalau orang mati kan otomatis semua kembali kepada Gusti Allah. Opo yo mesti begitu? Jawaban saya tidak. Siapa tahu kita tidak mau, tidak rela itu kembali kepada Gusti Allah, karena saking kuatnya kita merasa memiliki dan mengklaim itu semua milik kita.
Bagaimana agar bisa Muksa?
Dalam ajaran leluhur dulu yang sudah dicampuri atau disusupi ajaran Islam, maka ada laku menyembah yang harus dilakukan, yaitu :
1) Shalat sarengat. Yaitu menyembahnya raga, badan kita. Sesucinya melalui air. Panca indra diarahkan kepada kembali kepada Gusti Allah, penglihatan kita pada alam adalah semua karenaNYA dan pemberianNYA, dan semua indra dan raga ditujukan padaNYA.
2) Shalat Tarekat, menyembahnya Cipta (Hati). Bersucinya melalui membersihkan dari penyakit hati, hawa nafsu, sirik dan sebagainya. Dengan begitu diharapkan keyakinannya dengan pembuktian-pembuktian yang kuat, ainul yakin.
3) Shalat Hakekat, menyembahnya Jiwa (Roh). Bersucinya melalui zikir, hening, diam. Dengan begitu suara hati yang jernih, keyakinannya sudah haq.
4) Shalat Makrifat, menyembahnya Sukma. Bersucinya melalui membuang semua keinginan dan tujuan selain kepada Gusti Allah. Dengan begitu akan yakin tanpa perlu penjelasan dan sebab, hanya yakin saja.
Semoga bermanfaat
Sumber : Jaya Baya, Mas Kumitir
Dengan sedikit ramuan dari saya.....