RUTINITAS

YANG RUTIN DAN TIDAK

Dalam menjalani kehidupan di dunia, khususnya soal aktivitas di dalamnya, menurut saya, bisa dikelompokkan menjadi dua bagian pokok, yaitu yang rutin dan tidak rutin.

Hal yang rutin, bisa disebabkan oleh dua hal, yakni sebab alamiah, dan sebab maksudiyah (disengaja-). Makan, minum bisa dimasukkan dalam bagian rutinitas yang alamiah. Sejak kita lahir sampai saat ini, berulang-ulang kita melakukannya. Demikian pula tidur, kencing, buang air besar. Sedangkan yang rutin sebab disengaja adalah kita bekerja, ke sekolah, ke pengajian yang memang kita rutinkan. Bisa saja kita membatalkan, atau tidak hadir, namun pada keseluruhannya kan rutin. Tetapi rutinitas itu bukan sesuatu yang alami datangnya.

Kelompok kedua adalah hal tidak rutin, ini juga bisa dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu tidak rutin karena alamiah (faktor-X diluar diri) dan tidak rutin karena disengaja. Dalam kehidupan anda tiba-tiba atau ndilalah menemui sial, kesandung batu. Itu adalah peristiwa yang terjadi tidak rutin. Ini bisa jadi karena tidak disengaja (memang ada sengaja benturin kaki ke batu?). Bagian kedua adalah tidak rutin yang disengaja. Bunuh diri adalah contoh yang jelas dan mudah dipahami. Kita tidak biasa melakukan itu, kemudian karena frustasi dan sumpek nekat melakukannya, meski akhirnya gagal total.

Baik yang rutin dan tidak rutin semua memiliki hikmah sendiri-sendiri. Rutinitas alamiah akan mengajari kita kepada kesadaran akan keterbatasan diri sebagai bagian dari alam, demikian pula yang tidak rutin alamiah. Ketidakberdayaan kita melampaui batas-batas kemampuan alamiah kita memberi kita pelajaran banyak sekali, sehingga kita bisa menyadari akan kerendahan dan kelamahan kita.

Demikian pula rutinitas yang disengaja, seperti bekerja, melakukan wirid semua bisa memberi pelajaran kita akan sebuah proses dalam menjalani hidup, kesadaran akan proses yang harus dilalui sebagai bagian dari perputaran kehidupan. Yang tidak rutin disengaja, seperti bunuh diri tadi atau perbuatan lain, misalnya nekat merantau akan memberi pelajaran kepada kita bahwa selalu masih ada peluang untuk berubah dalam kehidupan.

Maka, dengan pelajaran itu, kita akan arif dan bijaknsana dalam menjalani kehidupan. Kapan saatnya harus menerima dalam rutinitas, kapan saatnya harus berbuat tidak rutin yang disengaja dan sebagainya. Jadikanlah hidup anda bermakna seiring makna yang anda bangun melalui hal rutin atau tidak rutin.

Wallahu 'alamu bisshowab

(Sumber : Kitab Teles, Bab Perilaku, Pasal Rutinitas)